Menristek BJ Habibie mengatakan pemerintah akan menjadikan
proyek tambak, ayam, dan pisang (Tamyamsang) di Desa Kecamatan
Karangggeneng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur sebagai proyek nasional.
Karena, katanya, proyek ini memberi kesempatan kepada petani untuk
meningkatkan pendapatannya lewat diversifikasi usaha tani dengan
bantuan teknologi.
"Proyek ini akan menjadikan petani tidak lagi tergantung pada naik
turunnya harga suatu produk, sehingga memberikan pemerataan pendapatan
kepada petani," kata BJ Habibie usai meresmikan Pusat Informasi Proyek
Tambak, Ayam, Pisang (Tamyamsang) di Kecamatan Karanggeneng kemarin.
Menurut BJ Habibie, bersama Pemda Jawa Timur BPP Teknologi akan
mempelajari seluruh permasalahan yang muncul, atau belum, di
Karanggeneng. Tidak hanya dari segi teknologi, tapi juga masalah
pergudangan, dan pemasaran , baik dalam maupun luar negeri.
"Sehingga kelak petani tidak dikhawatirkan oleh masalah turunnya harga
panen sebagai akibat kelebihan stok," kata BJ Habibie yang dalam acara
itu didampingi antara lain Ketua Dewan Direktur CIDES, Adi Sasono.
Proyek Tamyamsang di Desa Karanggeneng merupakan proyek ujicoba di
atas tanah seluas 74 hektar. Melibatkan 96 kepala keluarga (KK)
petani, proyek dilaksanakan 17 Juni 1996, dan melibatkan BPP Teknologi
serta kalangan swasta; PT Horti Nusantara, PT Eqindo Chendra, dan PT
Para Group serta CIDES . Sedang dari luar negeri, negara bagian
Bavaria Republik Federal Jerman memberikan modul solar cell untuk
memenuhi kebutuhan listrik pedesaan.
Sementara itu Bupati Lamongan Mohammad Faried mengatakan , proyek
Tamyamsang dimaksudkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan tambak,
dan lahan persawahan lainnya. Diversifikasi ini, menurutnya, dengan
melihat masih besarnya pasar ayam, ikan, dan pisang di Lamongan.
Namun, menurut seorang petani setempat, pola menanam pisang di lahan
pinggir tambak sebetulnya telah dilakukan masyarakat sejak lama. Tidak
seperti petani profesional, penanaman pisang semata-mata dilakukan
untuk menghadapi kemungkinan banjir.
"Jika banjir, biasanya para petani menggunakan batang pisang untuk
membendung tambaknya, agar air tidak masuk," katanya.
Penanaman pisang skala produksi baru dilakukan setelah proyek
dilakukan. Petani diperkenalkan dengan teknologi, dan penanaman pisang
dilakukan secara seragam dengan bibit kultur jaringan. Jenis pisang
yang ditanam bukan lagi lokal, tetapi pisang cavendish yang berharga
tinggi.
Di atas tambak, proyek membantu petani dengan memberikan bibit ayam
buras. Setiap petani mendapat 200 ekor, dengan bantuan kredit dari
Pemda Lamongan. Sedang untuk tambak, petani tidak lagi melulu
mengandalkan pada ikan bandeng, tapi mulai melihat peluang besar pasar
ikan tawes, tombro, dan udang galah.
"Hasilnya, pendapatan petani meningkat lima kali lipat. Mereka tidak
lagi mengandalkan pada panen ikan, tetapi setiap hari dapat menjual
telur ayamnya," kata BJ Habibie.
Rincinya, sebelum proyek petani hanya mendapatkan keuntungan Rp 2,6
juta per tahun. Setelah proyek petani diharapkan bisa menikmati Rp 4
juta per tahun dari budidaya ikan bandeng saja.
Keuntungan dari budidaya pisang juga mencapai Rp 615 ribu pada tahun
pertama. Pada tahun kedua proyek, keuntungan diperkirakan mencapai Rp
1,2 juta. Sedangkan keuntungan budidaya ayam buras mencapai Rp 1,5
juta per tahun dengan masing-masing petani memiliki 200 ekor di setiap
kandang.
Menurut BJ Habibie pemerataan peningkatan dan pemerataan pendapatan
inilah yang menjadi tujuan pembangunan. Peningkatan ini hanya bisa
dilakukan dengan memberi pengetahuan teknologi kepada petani.
"Jadi BPP Teknologi bukan melulu mengurus pesawat terbang, tapi semua
teknologi untuk kehidupan masyarakat," katanya.
proyek tambak, ayam, dan pisang (Tamyamsang) di Desa Kecamatan
Karangggeneng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur sebagai proyek nasional.
Karena, katanya, proyek ini memberi kesempatan kepada petani untuk
meningkatkan pendapatannya lewat diversifikasi usaha tani dengan
bantuan teknologi.
"Proyek ini akan menjadikan petani tidak lagi tergantung pada naik
turunnya harga suatu produk, sehingga memberikan pemerataan pendapatan
kepada petani," kata BJ Habibie usai meresmikan Pusat Informasi Proyek
Tambak, Ayam, Pisang (Tamyamsang) di Kecamatan Karanggeneng kemarin.
Menurut BJ Habibie, bersama Pemda Jawa Timur BPP Teknologi akan
mempelajari seluruh permasalahan yang muncul, atau belum, di
Karanggeneng. Tidak hanya dari segi teknologi, tapi juga masalah
pergudangan, dan pemasaran , baik dalam maupun luar negeri.
"Sehingga kelak petani tidak dikhawatirkan oleh masalah turunnya harga
panen sebagai akibat kelebihan stok," kata BJ Habibie yang dalam acara
itu didampingi antara lain Ketua Dewan Direktur CIDES, Adi Sasono.
Proyek Tamyamsang di Desa Karanggeneng merupakan proyek ujicoba di
atas tanah seluas 74 hektar. Melibatkan 96 kepala keluarga (KK)
petani, proyek dilaksanakan 17 Juni 1996, dan melibatkan BPP Teknologi
serta kalangan swasta; PT Horti Nusantara, PT Eqindo Chendra, dan PT
Para Group serta CIDES . Sedang dari luar negeri, negara bagian
Bavaria Republik Federal Jerman memberikan modul solar cell untuk
memenuhi kebutuhan listrik pedesaan.
Sementara itu Bupati Lamongan Mohammad Faried mengatakan , proyek
Tamyamsang dimaksudkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan tambak,
dan lahan persawahan lainnya. Diversifikasi ini, menurutnya, dengan
melihat masih besarnya pasar ayam, ikan, dan pisang di Lamongan.
Namun, menurut seorang petani setempat, pola menanam pisang di lahan
pinggir tambak sebetulnya telah dilakukan masyarakat sejak lama. Tidak
seperti petani profesional, penanaman pisang semata-mata dilakukan
untuk menghadapi kemungkinan banjir.
"Jika banjir, biasanya para petani menggunakan batang pisang untuk
membendung tambaknya, agar air tidak masuk," katanya.
Penanaman pisang skala produksi baru dilakukan setelah proyek
dilakukan. Petani diperkenalkan dengan teknologi, dan penanaman pisang
dilakukan secara seragam dengan bibit kultur jaringan. Jenis pisang
yang ditanam bukan lagi lokal, tetapi pisang cavendish yang berharga
tinggi.
Di atas tambak, proyek membantu petani dengan memberikan bibit ayam
buras. Setiap petani mendapat 200 ekor, dengan bantuan kredit dari
Pemda Lamongan. Sedang untuk tambak, petani tidak lagi melulu
mengandalkan pada ikan bandeng, tapi mulai melihat peluang besar pasar
ikan tawes, tombro, dan udang galah.
"Hasilnya, pendapatan petani meningkat lima kali lipat. Mereka tidak
lagi mengandalkan pada panen ikan, tetapi setiap hari dapat menjual
telur ayamnya," kata BJ Habibie.
Rincinya, sebelum proyek petani hanya mendapatkan keuntungan Rp 2,6
juta per tahun. Setelah proyek petani diharapkan bisa menikmati Rp 4
juta per tahun dari budidaya ikan bandeng saja.
Keuntungan dari budidaya pisang juga mencapai Rp 615 ribu pada tahun
pertama. Pada tahun kedua proyek, keuntungan diperkirakan mencapai Rp
1,2 juta. Sedangkan keuntungan budidaya ayam buras mencapai Rp 1,5
juta per tahun dengan masing-masing petani memiliki 200 ekor di setiap
kandang.
Menurut BJ Habibie pemerataan peningkatan dan pemerataan pendapatan
inilah yang menjadi tujuan pembangunan. Peningkatan ini hanya bisa
dilakukan dengan memberi pengetahuan teknologi kepada petani.
"Jadi BPP Teknologi bukan melulu mengurus pesawat terbang, tapi semua
teknologi untuk kehidupan masyarakat," katanya.